Sobat perlu belajar 6 tipe Trading Forex yang biasanya bervariasi untuk jangka pendek, menengah hingga panjang. Hal ini sangat penting untuk menentukan perencanaan atau mau ke arah mana sobat akan melakukan Trading Forex. Apa sajakah itu? Gookalian akan menunjukkannya untuk sobat.
Jenis-Jenis/Variasi/ Tipe Trading Forex
Siapa yang tidak tahu Trading Forex? Intinya adalah jual beli valuta asing atau valas. Tentunya untuk mendapatkan keuntungan maupun profit, kegiatan tersebut harus direncanakan dan juga dilakukan dengan disiplin. Seperti halnya kapan menentukan exit dan entry serta kaidah-kaidah yang harus dilakukan. Kalau tidak dilakukan dengan tepat, maka keuntungan yang sobat dapat bisa menurun. Salah satu syarat keberhasilan Trading Forex yaitu membangun perencanaan Trading Forex dengan menentukan aturan semua aspek trading yang akan sobat lakukan. Salah satu langkah awalnya adalah menentukan variasi atau jenis atau tipe Trading Forex yang akan sobat gunakan.
Jika sobat sudah mengenal Forex, telah dijelaskan sedikit variasinya di bagian awal artikel. Sebenarnya, pengalaman sobat sendirilah yang nantinya jadi bahan pembelajaran mana gaya Trading yang paling cocok dan menguntungkan. Berikut ini metode-metode Trading Forex untuk pemula:
1. Day Trader
Bisa disebut dengan trader harian yang melakukan perdagangan jangka pendek dimana terjadi dalam satu hari. Seseorang harus berpengalaman dalam analisis fundamental, teknis, dan korelasional untuk melakukannya. Day Trading menjadi hal yang menantang bagi pemula. Jenis trading ini mengacu pada jual beli sekuritas dalam satu hari transaksi. Biasanya mencari keuntungan dengan leverage yang tinggi dan jangka pendek untuk memanfaatkan pergerakan harga kecil pada saham atau mata uang yang likuid. Biasanya posisinya tidak dalam semalam saja. RSI (Relative Strength Index) merupakan sebuah alat yang dibutuhkan oleh jenis trader ini untuk mengetahui pasar overbought atau oversold.
2. Swing Trader
Salah satu jenis trader dengan rentang waktu medium. Waktu yang digunakan biasanya antar satu hari hingga dalam beberapa minggu. Model trading ini akan menahan saham yang dibeli, kemudian menjualnya jika mencapai nilai tertinggi pada rentang waktu tersebut.
Trader model Swing bisa mengidentifikasi tren pasar dan ayunan pasar. Trader jenis ini juga menyadari pentingnya berita berkaitan dengan perdagangan. Berpusat pada jenis perdagangan dengan volatilitas tinggi dan memperhatikan detail adalah hal inti dari Swing Trader.
3. Position Trading
Jangka waktu menahan saham (valas) atau Forex untuk tipe trading Forex ini adalah beberapa minggu hingga beberapa tahun. Biasanya mereka yang melakukan trading gaya ini lebih menempatkan performa jangka panjang sebuah aset. Tujuannya adalah mencapai relativitas jangka panjang dan mendapatkan pendapatan dari tren tersebut. Umumnya dari hasil jangka menengah hingga jangka panjang ini, mereka akan mendapatkan pengembalian yang menguntungkan dan tidak dirugikan oleh biaya transaksi yang tinggi.
4. Event-Driven Trader
Tipe trading Forex yang satu ini dari mereka yang memanfaatkan volatilitas harga saham disebabkan oleh berita atau peristiwa tertentu. Misalnya GDP sebuah negara, pemilihan presiden atau kepala negara, tingkat ketenagakerjaan non pertanian (Non-Farm Payroll) dan bahkan kejadian yang berhubungan dengan perusahaan. Seperti bangkrut, penarikan saham, merger, akuisisi atau perputaran. Beberapa ahli kemudian menambahkan peristiwa bencana alam dan aktivitas yang dilakukan oleh aktivis pemegang saham sehingga merubah harga.
Strategi investasi ini mengeksploitasi harga yang sedang tidak efisien (inefisiensi) akibat kejadian yang disebutkan diatas. Bisa dengan melihat apa yang terjadi sebelum maupun setelah perusahaan mengalami sebuah peristiwa. Jadi keuntungan diperoleh akibat dari sesuatu yang berhubungan dengan perusahaan atau yang membuat perubahan jenis Forex tertentu.
Biasanya mereka yang menggunakan strategi ini adalah seorang spesialis yang mampu menganalisis pergerakan sebuah korporasi dan bisa melihat efeknya terhadap pergerakan saham. Jika strateginya benar, maka keuntungan akan didapat namun juga bisa terjadi sebaliknya.
5. Algorithmic Trader
Bisa juga disebut dengan trading otomatis atau beberapa menyebutnya robot trading. Sebuah program komputer akan melakukan secara otomatis berbagai kegiatan trading yang bahkan manusia tidak mampu melakukannya. Algorithmic trader menggunakan set instruksi berdasarkan waktu, kuantitas, harga dan model matematis lainnya. Jenis trading ini membuat pasar lebih likuid dan perdagangan lebih sistematis dengan mengesampingkan dampak emosi manusia pada aktivitas perdagangan.
Contoh dari jenis trading ini yaitu misalnya:
- Membeli 50 lembar saham tertentu. Komputer melihat, pergerakannya selama 50 hari memiliki nilai diatas rata-rata pergerakan 200 hari. Komputer melakukan analisis tren dari hari ke hari dengan melihat fluktuasi harga sehari-hari yang telah terjadi.
- Program akan menjual saham ketika rata-rata pergerakan 50 hari berada di bawah rata-rata pergerakan 200 hari.
Mereka yang memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang trading diharuskan untuk memprogram komputer agar dapat menyesuaikan. Misalkan ditentukan kapan seharusnya stop loss dilakukan. Umumnya sebuah program diuji dahulu terhadap transaksi-transaksi dahulu yang pernah terjadi. Baru kemudian sesuai dengan intuisi maupun naluri penggunanya, program dijalankan untuk mengeksekusi perintah jual beli.
6. Scalping
Istilahnya adalah calo trader jangka pendek paling cepat dimana hanya berlangsung selama beberapa detik hingga menit saja. Karena likuiditas tinggi pada pasar Forex, Scalper memiliki keuntungan sejalan selama jam pasar bertabrakan terjadi. Tujuan inti dari scalping adalah untuk membuat banyak keuntungan kecil sepanjang hari. Metode ini bukanlah untuk mereka yang pemula atau sama sekali tidak memiliki pengetahuan tentang trading. Mereka memiliki kemampuan menganalisis dalam waktu yang singkat maupun dibawah tekanan.
Scalping mungkin bisa disebut dengan Day Trading yang menggunakan waktu yang singkat. Secara waktu mungkin bisa dikatakan sama, namun sebenarnya berbeda. Contoh Scalping: Seorang harus membeli dan menjual saham yang memiliki perubahan harga. Harga saham sebuah perusahaan berubah dari 10,50 menjadi 10,55 dolar dimana perubahannya 5 sen saja. Scalping akan membeli 100.000 saham dan menjualnya dalam waktu singkat. Ini akan memberikan keuntungan 5000 dolar dalam waktu satu hari atau singkat saja. Namun keuntungan yang didapat bisa jadi kurang dari 0,05 dolar dari kasus tersebut.