Apa saja hal yang memungkinkan transformasi budaya kerja? Gookalian akan membahasnya untuk sobat dari berbagai sumber seperti European Business Review, CEO World dan lain sebagainya. Sebagai salah satu aset dan pertanggung jawaban sebuah perusahaan. Transformational Culture seringkali diabaikan sebuah perusahaan padahal ini adalah sumber kekayaan apabila diatur dengan baik.
Budaya kerja perusahaan yang baik menghasilkan rasa hormat, kepercayaan, merasa terlibat dan performa karyawan terbaik dari diri mereka sendiri. Sehingga terciptalah lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera. Semuanya memastikan investor dan pemilik kepentingan serta hasil yang sangat terbaik. Sebaliknya kalau budaya kerja negatif dapat menciptakan lingkungan yang toxic, tidak berfungsi, ketakutan, memecah belah, menyesakkan hingga tidak bagus untuk bekerja dan berbisnis.
Banyak diluar sana tidak memperhatikan budaya kerja yang baik, bahkan memperbaiki budaya ini jarang dikira penting. Banyak tekanan yang dirasakan oleh organisasi salah satunya karena pandemi Covid-19 membawa banyak masalah. Sehingga dibutuhkan budaya kerja positif yang terbangun membuat karyawan punya sifat fair, inklusif, menjaga, dan saling terikat.
8 Hal Yang Memungkinkan Transformasi Budaya Kerja
Model Transformational Culture terbangun dengan koneksi antar elemen dalam organisasi. Model tersebut dapat mendukung proses penciptaan keberlanjutan perubahan perilaku menjadi budaya adil, inklusif, berkelanjutan, berkinerja tinggi. Penerapan model ini didukung melalui peningkatan proses orang, sistem manajemen, serta strategi dan perilaku kepemimpinan. Model ini dirancang untuk bisa fleksibel memenuhi sektor organisasi, kedewasaan, konteks, geografi, kebutuhan dan keadaan. Lalu apa saja yang menjadi hal yang memungkinkan transformasi budaya kerja perusahaan? Simak informasinya dibawah ini.
1. Nilai Adalah Utama
Nilai atau value adalah emas yang bisa ditemukan dalam organisasi. Penggabungan budaya kerja bersama dengan tujuan dan strategi organisasi dapat mengubah perilaku konsumen karyawan. Nilai dari perusahaanlah yang menjadi komoditas yang harus dikembangkan, didesain dan diintegrasikan dalam bisnis. Contoh-contoh nilai yang bisa dipilih dalam perusahaan Honestly, Loyalty. Nilai ini sangat penting menciptakan budaya kerja.
2. Berbasis Fakta Data
Evidence Based penting sebagai bentuk penggunaan data dan fakta dimana kesuksesan perubahan kultur kerja. Berdasarkan temuan tentang fakta yang terjadi sebenarnya, perencanaan bisa dilakukan.
3. Orang-Orang Dan Fungsi Budaya
HRD dalam hal ini sangat berperan dalam menciptakan budaya kerja positif. HRD perlu bertransformasi dengan cepat beradaptasi dengan kenyataan baru. Bagian dari perusahaan yang satu ini punya fungsi strategis dalam perusahaan. HRD mengarahkan kepemimpinan, komunikasi, nilai, ritual, modal, kebijakan, struktur dan kerja sama tim hingga performa karyawan.
4. Kepemimpinan Dan Managerial
Cara pemimpin berperilaku merupakan faktor yang berefek pada budaya organisasi, hal ini adalah isyarat dan petunjuk yang tidak tertulis untuk karyawan. Para pemimpin membutuhkan keberanian untuk mempercayai karyawan, mendengarkan, menjadikan mereka pintar. Terlepas dari latar belakang dan kepercayaan keadaan pribadi mereka. Pemimpin juga harus memiliki keberanian untuk empati.
5. Kerangka Resolusi
HRD perlu menghapuskan keadilan retributif tradisional ortodok (perundungan, menyalahkan, dan menghukum) menjadikannya keadilan transformasional. Bersamaan dengan prosedur keadilan dan keadilan restoratif. Yaitu mengurangi hal berbahaya, mengutamakan dialog, dan mengedepankan pembelajaran. Mengubah model lama menjadi struktur terintegrasi dalam memecahkan masalah dengan dialog hati ke hati.
6. Kesejahteraan, Keterlibatan dan Inklusi
Hal ini membuat 3 konsep tersebut saling terhubung dan harus menjadi disiplin utama. Cara ini akan meningkatkan pengalaman karyawan yang akan meningkatkan pengalaman baik untuk pelanggan. Dibutuhkan proses mendengarkan, empati, pemahaman, penuh kasih, dan problem solver.
7. Keberlanjutan dan Keadilan Sosial
Kedua sifat ini akan menjadi karakter yang harus melekat pada abad ini dan berdampak pada kultur kerja yang tidak boleh dilupakan. Mengubah orientasi pandangan karyawan dengan sosial adalah penentu dalam perubahan budaya perusahaan. Keberlanjutan dan keadilan sosial adalah keberhasilan organisasi.
8. Brand, Reputasi dan Resiko
Apa pun dan jelas terlihat bahwa budaya organisasi dan perilaku para pemimpin dapat berdampak signifikan pada reputasi perusahaan. Setelah budaya dihayati, budaya dapat dengan cepat membantu pemangku kepentingan untuk membentuk opini tentang keseluruhan perilaku, kompetensi, dan nilai-nilai organisasi – dan oleh karena itu tingkat kepercayaan dan reputasi yang dipegangnya.