Sebagai seorang Trader, sobat harus menguasai psikologi Trading Forex dengan baik agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang sering terjadi membuat sobat boncos atau rugi. Kesalahan bukanlah pada teknik saat melakukan Trading, melainkan mental maupun kondisi psikologis saat sedang berkutat dengannya.
Karena salah satu kesuksesan seorang Trader adalah tahu cara manajemen dan menghilangkan emosi ketika melakukan pekerjaan tersebut. Yaitu dengan menghilangkan sifat rakus dengan strategi perencanaan yang baik. Cara-cara tersebut bisa sangat menantang ketika dipelajari. Lalu apa saja yang perlu dipahami untuk menguasai kondisi psikologi Trading Forex? Gookalian berikan informasinya untuk sobat.
Menguasai Psikologi Trading Forex
Poin-poin yang perlu dipelajari tentang hal ini berguna untuk mengatur dan menguasai emosi ketika melakukan Trading. Mempelajari kesalahan Trading, strategi mitigasi terhadap risiko. Berikut poin pentingnya:
- Dasar psikologi Trading Forex
- Memahami FOMO (Fear of Missing Out)
- Mengalahkan rasa rakus
- Risk-to-Reward Ratio
- Mindset Trading Sukses
Mengelola Psikologi Trading Forex
Pengertian dari hal ini adalah sebuah istilah yang luas berhubungan dengan emosi dan perilaku Trader termasuk rasa senang, tidak sabaran, cemas, serakah, takut. Menguasai hal ini tidaklah mudah dan membutuhkan komitmen serta waktu. Dengan menguasai hal ini, sobat bisa kuat melangkah dalam menghadapi pasar yang volatile atau tidak stabil. Padahal kebanyakan mereka yang bermain di Forex pasti mengalami kegagalan finansial Hal ini berefek negatif pada psikologi seseorang.
Setidaknya ada 3 musuh terberat seorang Trader membuat mereka jadi lebih buruk kondisi psikologisnya atau menguasai psikologi Trading Forex. Padahal pasar tidak bakal peduli dengan perasaan atau psikologi yang sobat rasakan ketika melakukan Trading. Mereka yang mampu mengatur hal negatif dan positif saat rasa takut dan keserakahan terjadi:
- Double lose/Martingale saat Trading (ketakutan berubah menjadi keserakahan)
- Menutup posisi sebelum harga mencapai target (merasa takut rugi atau financial loss)
- FOMO saat trading (ketakutan menjadi keserakahan)
Menghindari Perasaan Tertinggal (FOMO)
Sebagai salah satu kondisi dimana kita merasakan ketinggalan ketika tidak melakukan sesuatu yang sedang viral. Rasa FOMO seorang Trader adalah rasa cemburu, iri, tidak sabaran dimana kondisi ini semakin diperparah dengan stres dan lingkungan pasar Forex yang bergerak sangat cepat. Berikut beberapa langkah mengatasi FOMO bagi Trader sebagai langkah menguasai psikologi Trading Forex:
- Mengembangkan rutinitas: cobalah menghindari distraksi dan fokus pada identifikasi pasar dengan menghindari media sosial, perilaku tidak bersyukur dan rakus akan menghalanginya
- Berpikir jauh kedepan: fokus pada kegagalan masa lalu tidak akan membuat sobat berkembang. Berpikir positif akan selalu ada kesempatan untuk menang di masa depan. Fokus pada scope masa depan dengan tujuan
- Menggunakan perencanaan trading: perencanaan ini akan mengurangi resiko boncos, mencapai konsistensi dan hasil yang lebih baik. Tujuan jangka pendek, menengah, dan jauh perlu diterapkan untuk menghindari perasaan FOMO serta tetap pada jalur
- Trading adalah kenikmatan: berbisnis dengan Trading tidak akan menyenangkan tanpa dinikmati. Perasaan FOMO akan bisa diusir dengan merasa menikmati apa yang sedang dituju melalui proses yang ada.
Mengekang Sifat Serakah
Karakter yang menginginkan kekayaan dengan cepat, sebagai salah satu hal yang ingin dicapai dalam Trading. Merupakan sifat yang berbahaya jika emosi tersebut tidak dapat dikontrol sehingga bisa menggagalkan tujuan seorang Trader. Berikut yang bisa membuat sifat serakah terjadi:
- Menggunakan Leverage maksimal untuk potensi pendapatan tertinggi
- Melipatgandakan Losing (Martingale)
- Investasi pada Capital untuk memenangkan posisi pasar
Untuk dapat menangani hal ini, lakukan teknik kedisiplinan. Trader yang siap, disiplin dan konsisten jauh lebih kecil kemungkinannya untuk menjadi korban keserakahan karena persiapan maksimal menjelang Trading.Jika tidak siap maka akan tergelincir pada keadaan perdagangan yang lebih jauh.
Risk-to-Reward Ratio
Dengan memahami hal ini, Trader bisa memanajerial modal dan mengerti resiko boncos atau rugi. Direkomendasikan menggunakan rasio 1:3, dimana pengembalian 3 poin untuk setiap unit yang beresiko. Ada juga yang menggunakan rasio 1:5 hingga 1:7 untuk memodifikasi pemberhentian loss. Untuk mencegah rakus, tanyakan pada diri sobat tentang beberapa dibawah ini:
- Apakah posisi Trade sesuai rencana?
- Berapa Risk to Reward Ratio sebanyak 20 langkah sebelumnya
- Apakah sobat mengikuti strategi manajemen risiko dan menggunakan Stop Loss?
Mindset Trading Sukses
Sebenarnya tidak ada halangan masuk atau rahasia untuk sukses dalam bisnis ini. Yang menjadi pembeda Trader sukses dan gagal hanya pada mindset mereka. Pemikiran untuk selalu disiplin meraih tujuan, menggunakan perencanaan, dan selalu waspada terhadap kemungkinan negatif. Berikut ini beberapa mindset sukses Trading yang bisa sobat coba
:
- Memendam jauh-jauh ego: tidak menggunakan manajemen resiko dapat menyebabkan kegagalan. Trader juga harus tetap terbuka terhadap gagasan bahwa memenangkan setiap perdagangan adalah tidak mungkin. Tidak ada yang mau Loss, sehingga membangun strategi yang tepat bahkan ketika lebih banyak rugi daripada untungnya.
- Sikap positif selalu
- Trading dengan Niat – Jangan hanya berdagang di pasar valuta asing karena bisa jadi resep bencana. Berdagang dengan niat, yang dihasilkan dengan mengikuti strategi dan parameter manajemen risiko yang konsisten.
- Melihat gambaran terbesar: banyak yang mengatakan bahwa Trading selalu menghasilkan keuntungan yang konsisten. Ini adalah delusi atau halu yang mudah diucapkan daripada dilakukan. Semakin acuh terhadap pengetahuan tentang Trading, maka semakin kecil pengalamannya. Trading Forex yang sukses bukan seperti lari Sprint. Siapa yang paling cepat sampai. Melainkan adalah lari Marathon, siapa yang dapat bertahan hingga akhir dengan konsisten. Strategi menguasai psikologi Trading Forex ini sangat penting untuk ditanamkan dalam hati dan pikiran.