Alasan anak mudah marah sebenarnya kembali lagi ke orang tua atau pengasuhnya di masa tumbuh kembangnya. Ya sobat perlu tahu setidaknya, beberapa alasan tersebut dari orang tua sang anak.
Sering marah terjadi pada anak yang beranjak dewasa. Ditunjukkan dengan tanpa protes terus, dikit-dikit ngambek dan rasa sebal atau sering melawan orang tua.
Ini sebenarnya wajar karena berkembangan ABG alias pra-remaja yang cenderung berubah-ubah moodnya. Hanya saja sobat perlu tahu beberapa alasan dari Gookalian ini yang bisa menjadi anak mudah marah. Sehingga perlu dihindari agar memperbaiki suasana hatinya dan mengatasi berbagai masalah tersebut.
Alasan Anak Mudah Marah
1. Ucapan Negatif
Berbagai kata yang diucapkan oleh orang tua kepada anak dapat merubah emosinya menjadi negatif. Seringkali sentimen negatif orang tua yang diberikan kepada anak tujuannya adalah baik untuk mencegah anak berbuat hal negatif dan tidak diinginkan.
Sobat perlu menjelaskan berbagai hal dengan jelas kepada anak mengapa sesuatu tidak boleh dilakukan karena akan menghasilkan hal negatif. Ini mungkin akan berlawanan dengan keinginan anak, akan tetapi cobalah untuk menggunakan kata-kata yang lebih positif dalam memberikan komentar atau teguran ke anak. Karena kata-kata negatif dapat memicu anak masuk dalam kondisi kesedihan hati dan merasa apa yang dia inginkan atau lakukan tidak disetujui orang tua.
2. Frustasi Dengan Apa Yang Dia Lakukan
Anak punya keingintahuan yang sangat tinggi terhadap sebuah hal yang dia pikirkan atau alami. Seringkali anak belum memiliki kemampuan untuk menyelesaikan atau memenuhi keinginan tersebut. Sobat sebagai orang tua harus hadir pada saat-saat ini.
Sobat sebagai orang tua dapat membantu anak memahami bagaimana emosi datang saat si anak tidak dapat menyelesaikan sesuatu. Emosi, marah, dan rasa sedih yang datang ketika itu bisa diajarkan untuk dikelola. Mengelola emosi dapat dilakukan dengan menentukan sebesar mana rasa marah terhadap sebuah masalah.
3. Mood Yang Jelek
Hanya masalah kecil seperti lapar, dapat membuat anak marah tidak jelas. Ya karena mereka belum dapat mengontrol emosi mereka. Anak bisa saja mengekspresikan lapar, ngantuk, gelisah, dan rasa tidak nyaman dengan marah. Sobat hanya perlu membuatnya tenang dan terus membiasakan mengontrol marah saat memang benar-benar diperlukan.
4. Masalah Keluarga Menjadi Alasan Anak Mudah Marah
Sebenarnya anak dapat melihat namun secara tidak langsung atau nyata apabila ada masalah pada keluarga. Terlebih apabila orang tua bertengkar dan diketahui oleh anak. Ini tidak baik untuk mental anak, dia cenderung akan meniru emosi yang keluar dari orang tua yang bertengkar. Sobat perlu menekankan ini bahwa jangan pernah bertengkar di depan anak secara langsung karena selain dapat mengganggunya, menciptakan perasaan marah-marah.
5. Dilarang Melakukan Hal Tertentu Tanpa Alasan Jelas
Sesuatu memang untuk tujuan yang baik, namun orang tua sering lupa memberikan sebuah alasan untuk anak. Rasa bimbang karena tidak boleh melakukan suatu hal tanpa penjelasan dari Sobat sebagai orang tua atau wali dapat membuatnya frustasi. Mereka dapat mengeluarkan berbagai energi kedalam bentuk marah sebagai alasan dia tidak mengetahui mengapa sesuatu tidak boleh dilakukan.
Berikan alasan yang jelas, seperti “mama tahu kamu suka itu, tapi…” sehingga anak bisa mengetahui apa yang dia lakukan. Dia tidak akan lagi frustasi karena telah mengerti sesuatu tentang apa yang dipikirkannya. Sobat juga perlu memberitahu alasan ini ke teman sepergaulannya hal yang tidak baik untuk dilakukan.
6. Terpengaruh Konten Atau Tontonan Alasan Anak Mudah Marah
Sobat perlu terus mengawasi tontonan untuk anak terlebih jika anak menunjukkan tanda-tanda mudah marah. Ada begitu banyak konten dari televisi misalnya yang dapat memicu anak menirukan hal ini. Seperti marah-marah dan menyatakan perasaan emosi negatif perlu disaring oleh orang tua.
Temani anak saat menonton berbagai konten melalui Hp atau televisi. Memilih tontonan yang baik untuk anak yang tidak memicu emosinya dalam menghadapi sesuatu dalam kehidupan awalnya.
Pada dasarnya, faktor dari luar dan dari dalam yang menjadi alasan anak mudah marah. Faktor orang tua dalam keluarga menjadi perhatian khusus dalam mengelola maupun mengajarkan mengatasi emosi pada anak.
Sobat juga perlu memperhatikan berbagai hal yang ditiru oleh anak. Anak adalah supercopy, apa yang dilihatnya bisa jadi dia tiru semuanya. Peran orang tua sangat berpengaruh bagi tumbuh kembangnya dan cara menghadapi dunia dengan segala emosinya.