Pernahkah sobat melakukan kloning aplikasi? Ada beberapa kelemahan pengganda aplikasi android yang sering kita lihat. Salah satunya pada fitur bawaan ponsel android, penggandaan aplikasi bisa mempermudah kehidupan kita. Misalkan menggandakan Whatsapp, kita bisa punya 2 nomor yang masuk pada perangkat yang sama dalam satu waktu. Tanpa harus nambah hp atau log out.
Dibalik kemudahan dalam penggunaan aplikasi yang dikloning tersebut, terdapat kelemahan tersendiri. Apa saja hal yang harus sobat tanggung ketika mengaktifkan fitur ini? Gookalian akan membahas sisi negatif dari sudut pandang tertentu dari teknologi ini.
Kelemahan Pengganda Aplikasi Android
Sobat bisa menggunakan fitur bawaan agar bisa membuat aplikasi yang sama jadi dua dan bisa diisi oleh akun yang berbeda (jika membutuhkan login). Alternatif lain juga bisa dilakukan dengan mengunduh dari aplikasi Play Store seperti App Cloner dan lain sebagainya. Ingat beberapa konsekuensi dibawah ini ketika sobat menggunakannya:
Membuat Penyimpanan Menjadi Penuh
Satu aplikasi saja dapat menggunakan cukup banyak ruang penyimpanan. Apabila sobat menggandakannya, sobat tidak hanya akan menjadikan ukuran aplikasi saja yang dobel. Akan tetapi data aplikasi lainnya akan bertambah juga seiring kedua aplikasi dibuka secara terus menerus.
Jadi aplikasi tidak hanya menggunakan penyimpanan untuk aplikasi tersendiri. Namun juga ada tambahan data aplikasi yang perlu disediakan (harus kosong). Begitu pula saat aplikasi ditambahkan menjadi 2. Ruang yang harus dikosongkan juga semakin melebar.
Sering Crash Atau Malfungsi
Hal ini berhubungan dengan penyimpanan, saat aplikasi asli tidak bisa menggunakan penyimpanan karena hampir penuh. Maka data aplikasi kloning akan dihapus secara paksa oleh sistem. Maka seringkali kita tidak menyadari, penggunaan aplikasi yang sama secara dobel berdampak pada kestabilan sistem.
Hal ini diperparah dengan sistem operasi Android 11 yang membatasi akses terhadap penyimpanan internal. Aplikasi yang tidak terpercaya, tidak bisa mengakses penyimpanan sehingga tidak bekerja normal. Di Android 11, banyak ponsel android memangkas fitur pengganda aplikasi bawaan karena perizinan penyimpanan sistem yang semakin ketat.
Tidak Semua Aplikasi Mendukung
Seringkali sobat mungkin ingin menggandakan begitu banyak aplikasi. Tujuannya agar bisa menggunakan beberapa akun yang berbeda namun masih satu ponsel. Terlihat seolah-olah semua aplikasi bisa digandakan. Namun sebenarnya hanya ada beberapa saja yang memiliki akses penuh terhadap sistem. Misalkan sobat menggandakan aplikasi Browser, belum tentu aplikasi tersebut bisa menyimpan sebuah file.
Karena pembatasan yang ada pada sistem operasi Android. Tidak semua aplikasi bisa bekerja dengan optimal setelah digandakan. Kebanyakan aplikasi hanya menjadi dua. Namun tidak berfungsi dengan maksimal pada fitur-fiturnya. Hanya aplikasi tertentu dan sedikit saja yang bisa melakukannya.
Resiko Keamanan
Fitur kloning aplikasi atau pengganda aplikasi awalnya memang semakin marak bahkan digunakan secara bawaan oleh brand ponsel. Namun semakin kesini, trend menurun dengan semakin baiknya keamanan yang dimiliki oleh sistem operasi Android. Fitur ini kemudian mulai dilupakan, sejalan dengan aplikasi pengganda yang semakin berubah-ubah developernya.
Hal ini disebabkan karena adanya celah keamanan ketika sebuah aplikasi digandakan. Aplikasi yang digandakan dapat dengan mudah terkena pencurian data. Meskipun aplikasi ganda itu bentuk dan isinya sama, namun keamanan yang diberikan bisa berbeda.
Jadi, buat sobat yang telah mengetahui kelemahan pengganda aplikasi Android. Mungkin perlu pertimbangan yang cukup matang. Terlebih lagi kalau aplikasi yang digandakan itu berisi username dan password. Selain membuat ponsel lemot dan penyimpanannya penuh, hal tersebut perlu diperhatikan.