Membahas kelemahan pertanian Hugelkultur yang merupakan sebuah model berkebun ala negara Jerman dan Eropa Timur. Budaya yang membangun gundukan (mound culture) pada kebun dan tanaman ini telah dikenal hingga berabad-abad pada negara-negara tersebut.
Sebuah style yang diterapkan untuk menata tanaman di kebun ini tergolong unik. Karena menggunakan gundukan yang ditata dari kayu yang telah kering hingga membusuk dan puing-puing tanaman lainnya. Tujuan dari penggunaan bahan tersebut adalah menciptakan kompos bagi kelangsungan hidup tanaman diatasnya. Hugelkultur juga membentuk bagian bawah dari tanaman yang akan diisikan berbentuk kotak. Garden Bed menjadi istilah kotak untuk menanam yang berisi sisa-sia tumpukan tanaman.
Nyatanya metode Hugelkultur pernah viral dan digunakan oleh banyak orang. Seperti yang bisa sobat lihat, karena keunikan dan sifat tradisionalnya menjadikannya banyak diadopsi oleh orang disekitar kita dan juga sampai mendunia. Namun model pertanian ini memiliki kelemahan tersendiri, apakah itu? Gookalian akan mengulasnya untuk sobat.
Kelemahan Pertanian Hugelkultur
Sebagai sebuah jenis teknik berkebun yang mulai terkenal di dunia, kita membutuhkan kayu pada bagian bawah (parit) yang disusun sedemikian rupa. Selanjutnya diatasnya diberikan beberapa lapisan tanah, kompos, dan sisa-sisa batang tanaman sebagai media untuk pertumbuhan tanaman diatasnya. Mode berkebun ini terinspirasi dengan siklus nutrisi alami hingga menjadi solusi pertanian di daerah perkotaan yang kekurangan lahan. DIbalik kelebihan yang ditawarkan berikut ini beberapa kelemahan pertanian Hugelkultur yang perlu sobat tahu sebelum menerapkannya di belakang rumah:
Membutuhkan Waktu Yang Lama Sebelum Bisa Ditanam
Hugelkultur bed atau kotak tempat menanam dari gundukan yang telah dibuat tidak bisa langsung untuk menanam diatasnya. Membutuhkan waktu agar tanah dan kompos didalamnya bisa ditanami. Sobat membutuhkan pembusukan lebih cepat pada tumpukan kayu dengan terus menyiramnya dengan air atau menjaga kelembabannya. Ada yang membuat waduk tampungan air kecil di sebelahnya agar proses pembusukan kayu bisa berhasil. Baru pada tahun kedua, sobat bisa menanam beberapa jenis sayuran maupun tanaman untuk mempercantik maupun kebutuhan sehari-hari.
Perlu Bahan Ke Kayu Dan Dahan Kering Serta Tenaga
Jika sobat tidak memiliki kayu gelondongan agak besar maupun ranting-ranting, maka model bertanam ini kurang bisa diterapkan. Sobat perlu membawanya dari luar pekarangan jika tidak memilikinya. Jika jumlah gundukan yang akan dibuat banyak, ini akan membutuhkan sumber daya dan kayu yang lebih lama lagi disertai waktu yang mengikuti juga. Tenaga untuk membuat jenis pertanian ini juga tidak sedikit, untuk mendapatkan hasil gundukan atau tumpukan kayu diperlukan tenaga untuk membangunnya.
Kurang Terbiasa
Meskipun sudah jadi metode bertanam ala gundukan baik itu tanah maupun kayu yang disusun keatas. Akan menjadi kurang nyaman dan tidak terbiasa, soalnya harus menaiki tanah atau menggunakan tambahan alat untuk bisa menanam dengan lancar. Jika ditanami sayuran cepat tumbuh atau sejenisnya, bakal cukup menyulitkan ketika menanam dan masa panen. Mungkin akan terlihat perbandingannya jika melakukan panen di tempat datar, karena kaki dapat memijak dengan baik saat melakukan pengambilan panen.
Tidak Bisa Diterapkan Untuk Semua Tanaman
Tanaman yang ditumbuhkan pada sisi curam akan membuatnya bisa terjatuh, apalagi kalau tinggi. Karena bentuk tanah yang menggunduk, ada bagian yang mendapatkan nutrisi dan air dengan baik. Kemudian bagian pucuk sering kekeringan dan kekurangan asupan pupuk. Tanaman tinggi yang tidak mendapatkan nutrisi dan konstruksi tanah yang miring dapat membuatnya kurang stabil pada jenis tertentu.