Gangguan pencernaan picu berat badan berlebih adalah hal yang dapat terjadi. Kita pasti sudah tahu ada banyak faktor yang menyebabkan berat badan berlebih mulai dari jumlah asupan makanan hingga jumlah aktivitas.
Sebagian dari kita sangat peduli dengan berat badan, sehingga kalau takaran di timbangan tambah beberapa kilo saja. Langsung melakukan aktivitas lebih berat dari biasanya untuk menjaga tubuh tetap ideal.
Namun perlu sobat keetahui, berat badan berlebih dapat juga terjadi karena gangguan pencernaan. Dalam hal ini berhubungan dengan kesehatan pencernaan. Tidak jarang mereka merasa sudah menurunkan porsi makan dan berkegiatan tertentu akan tetapi masih saja tidak bisa menurunkan berat badan. Hal ini bisa dipicu berbagai kondisi atau penyakit yang menyerang pencernaan.
Beberapa Gangguan Pencernaan Picu Berat Badan Berlebih
Menurut ahli gastroenterologi, apa yang terbangun di pencernaan punya efek besar terhadap bagaimana kita makan dan tubuh menyerap makanan tersebut. Ini yang menyebabkan kita punya berat badan berlebih atau underweight (Kenneth Brown M.D.). Ada kondisi dimana pencernaan kita berkontribusi terhadap penambahan berat badan. Gangguan pada pencernaan juga berpengaruh pada hal yang sama.
1. Acid Reflux Disease
Dengan nama lain GERD (Gastroesophagus Reflux) kondisi ini menyebabkan naiknya asam lambung ke jalan makan di kerongkongan. Menyebabkan sensasi panas terbakar dibagian bawah dada.
Mereka yang terjangkit kondisi ini harus mengkonsumsi makanan secara berkala untuk mengatasi gejala tersebut. Dengan makan, kondisi tidak nyaman dibagian dada bagian bawah akan terobati sampai makanan turun dibawah lambung.
Seringkali, kondisi gejala GERD ini muncul lagi setelah makanan selesai dicerna. Mereka yang makan untuk mengatasi hal ini sering terjebak pada kondisi kelebihan asupan makan yang menyebabkan berat badan berlebih.
2. Penyakit Crohn Dan Kolitis Ulseratif
Menurut Alodokter, Crohn adalah penyakit peradangan kronis pada dinding pencernaan dari mulut hingga anus. Seringkali ditemui pada bagian usus halus dan usus besar. Kondisi ini menyebabkan rasa sakit perut dan tubuh lemas. Sedangkan kolitis ulserativa hampir sama dengan Crohn namun lebih sering terjadi di usus besar dan rektum. Kedua gangguan pencernaan ini dapat menyebabkan seseorang mengalami penurunan maupun peningkatan berat badan tak terkendali.
Yang menjadi masalah adalah, dokter akan meresepkan jenis obat anti inflamasi seperti steroid untuk kedua penyakit tersebut. Obat ini merangsang untuk lebih banyak makan karbohidrat dan membuat tubuh lebih banyak menahan air. Sehingga menyebabkan kenaikan berat badan.
Sobat bisa mencoba makanan berfermentasi seperti Kimchi, Oncom dan sejenisnya. Makanan tersebut dapat mengurangi peradangan lebih parah. Selain itu, bakteri dalam makanan berfermentasi baik untuk kesehatan pencernaan.
3. Pertumbuhan Bakteri Usus Berlebihan Adalah Gangguan Pencernaan Picu Berat Badan Berlebih
Kelihatannya memang tidak semudah itu menyimpulkan bakteri yang terlalu banyak pada usus. Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa terdapat bakteri baik dan jahat di dalam usus. Keseimbangan jenis bakteri tertentu mampu menjaga berat badan tetap terkendali (European Journal of Clinical Nutrition tahun 2010).
Pertumbuhan bakteri yang tidak seimbang mempengaruhi usus dalam memproses makanan. Terjadinya SIBO (Small Intestinal Bacterial Overgrowth) yang membuat produksi gas metana menghambat penyerapan zat makanan dan lebih banyak menyerap kalori. SIBO juga menyebabkan retensi insulin dan leptin yang mengatur rasa lapar. Sehingga orang akan makan lebih banyak kalori namun tidak merasa kenyang juga.
Mikrobakteria dalam usus punya peran banyak dalam menentukan berat badan seseorang (Scientificamerican). Metabolisme penyerapan jenis kandungan tertentu dipengaruhi oleh ekosistem bakteri dalam usus. Kondisi terlalu banyak bakteri seperti Balutia, Dorea dan Ruminococcus menyebabkan obesitas atau kelebihan berat badan. Kondisi ini berhubungan dengan jenis makanan yang dikonsumsi, keturunan hingga konsumsi obat tertentu.
4. Intoleransi Makanan
Hal ini cukup sulit untuk diketahui penyebabnya. Sobat mungkin akan merasa gatal, kembung, sakit kepala dan sakit perut setelah mengkonsumsi makanan tertentu. Salah satu hubungan antar keduanya adalah ketika sobat makan sesuatu dan terjadi intoleransi, tubuh akan mengirim sinyal untuk terus merasa lapar. Terlalu banyak makan yang dipicu dari intoleransi makanan memicu peningkatan berat badan.
Jika sobat merasa ada yang salah dengan berat badan yang terus naik, padahal juga sudah menyesuaikan dengan kegiatan. Perlu untuk mewaspadai hal-hal diatas. Konsultasikan dengan dokter dan juga ahli gizi di wilayahmu untuk menentukan diet atau makanan yang tepat mencegah berat badan yang terus naik.